Rabu, 12 Oktober 2016

Kehilangan Momen

hoto credit: wwww.http://kameradslr.info
Saya dulu suka memotret dengan menggunakan kamera DLSR yang membawanya tidak mudah. Perlu tas khusus agar kamera tidak rusak. Untuk perjalanan jauh agak susah memang, karena barang bawaan menjadi lebih banyak. Yang semula bisa membawa 1 tas ransel dan 1 tas selempang untuk perjalanan 5-7 hari, dengan membawa DLSR, saya harus menambah 1 buah tas selempang lagi.

Sejak setahun lalu saya meninggalkan DLSR saya dan berganti dengan kamera pocket yang lebih kecil bentuknya dan tentu saja tidak secanggih kamera DLSR saya sebelumnya. Kadang dalam perjalanan saya, saya hanya cukup membawa smartphone. Bagi saya itu sudah cukup memotret segala yang ingin saya simpan dalam file-file foto digital.

Dalam suatu perjalanan, saya begitu malasnya memotret karena saya tidak mau kehilangan momen keindahan alam yang cepat berganti dihadapan saya. Saya hanya menikmati dengan mata asli saya J tidak sekedar membidik tapi juga menikmati. Saya bilang menikmati, karena dengan tidak memotret menggunakan perangkat foto saya lebih fokus menikmati setiap detik keindahan alam disekitar saya. Menyimpanya dalam otak saya. Anehnya justru sampai saat ini saya masih ingat bagaiman awan putih bergulung melintas gugusan kepulauan berbukti yang sedang gersang saat itu. Saya masih terpaku saat perahu yang saya naiki melintasi birunya air laut dengan cuaca yang cukup terik. Saya masih takjub kala mentari bergerak pelan namun pasti tenggelam diufuk barat dan memancarkan sinar keemasan yang sungguh indah.

Sekarang saya tahu, dengan DLSR saya sibuk memotret objek sampai saya lupa menikmati keindahan objek yang saya potret. Memang saya bisa menikmatinya namun tidak asli. Saya menikmatinya dalam bentik file digital yang mati.

Kadang hidup itu seperti kita memotret objek. Kita sibuk menyeting perangkat kamera kita, memfokuskan bidikan kita. Berkali-kali jepret agar menghasilkan gambar yang fokus dan bagus. Namun kita lupa menikmati objek yang kita potret.

Dalam hidup kita sibuk dengan hal-hal yang seharusnya mampu kita nikmati. Karena kita sibuk dengan hal-hal gak penting, kita jadi lupa menikmati. Seperti hidup dimasa single. Banyak orang begitu risau karena gak nikah-nikah. Sibuk merhatiin omongan orang-orang disekitar kita, sehingga kita lupa bahwa ada banyak hal di masa single yang bisa kita lakukan dan nikmati.

Contoh lain, kita pusing mikirin kenapa gaji kita gak naik-naik. Kita gak dipromosiin sama perusahaan atau bos tempat kita bekerja sehingga kita lupa meningkatkan kualitas kerja kita. Atau ada juga bingung lalu mengeluh karena usahanya sepi. Pelanggan gak dateng-dateng. Jelas aja pelanggan gak dateng-dateng karena kerjaan kita hanya mengeluh, ngomel-ngomel. Coba kita bikin promosi yang lebih dasyat, lebih keren, lebih bombatis. Ngasih paket-paket promo yang bikin orang lain tertarik sama jualan kita.

Kesibukan untuk urusan gak penting itu ibarat kita sibuk ngatur setingan kamera DLRS dan kita kehilangan momen yang indah dihadapan kita. Padahal kita sudah punya alat yang lebih alami yang dikasih Tuhan kepada kita. Mata, otak, perasaan yang bisa merekam semua kejadian itu. Dan hebatnya lagi otak kita itu seperti gulungan roll film yang bisa diputer kapanpun kita mau.

So, jangan mau diribetin sama hal-hal printilan yang membuat kita kehilangan momen, kehilangan kesempatan yang indah yang bisa nikmati. Jadi pergipun gak harus bawa DLSR kan?

Tidak ada komentar: