hoto credit: wwww.http://kameradslr.info |
Saya dulu suka memotret dengan menggunakan
kamera DLSR yang membawanya tidak mudah. Perlu tas khusus agar kamera tidak
rusak. Untuk perjalanan jauh agak susah memang, karena barang bawaan menjadi
lebih banyak. Yang semula bisa membawa 1 tas ransel dan 1 tas selempang untuk
perjalanan 5-7 hari, dengan membawa DLSR, saya harus menambah 1 buah tas selempang
lagi.
Sejak setahun lalu saya
meninggalkan DLSR saya dan berganti dengan kamera pocket yang lebih kecil
bentuknya dan tentu saja tidak secanggih kamera DLSR saya sebelumnya. Kadang
dalam perjalanan saya, saya hanya cukup membawa smartphone. Bagi saya itu sudah
cukup memotret segala yang ingin saya simpan dalam file-file foto digital.
Dalam suatu perjalanan, saya
begitu malasnya memotret karena saya tidak mau kehilangan momen keindahan alam
yang cepat berganti dihadapan saya. Saya hanya menikmati dengan mata asli saya J
tidak sekedar membidik tapi juga menikmati. Saya bilang menikmati, karena
dengan tidak memotret menggunakan perangkat foto saya lebih fokus menikmati
setiap detik keindahan alam disekitar saya. Menyimpanya dalam otak saya. Anehnya
justru sampai saat ini saya masih ingat bagaiman awan putih bergulung melintas
gugusan kepulauan berbukti yang sedang gersang saat itu. Saya masih terpaku
saat perahu yang saya naiki melintasi birunya air laut dengan cuaca yang cukup
terik. Saya masih takjub kala mentari bergerak pelan namun pasti tenggelam
diufuk barat dan memancarkan sinar keemasan yang sungguh indah.
Sekarang saya tahu, dengan DLSR
saya sibuk memotret objek sampai saya lupa menikmati keindahan objek yang saya potret.
Memang saya bisa menikmatinya namun tidak asli. Saya menikmatinya dalam bentik
file digital yang mati.
Kadang hidup itu seperti kita
memotret objek. Kita sibuk menyeting perangkat kamera kita, memfokuskan bidikan
kita. Berkali-kali jepret agar menghasilkan gambar yang fokus dan bagus. Namun
kita lupa menikmati objek yang kita potret.
Dalam hidup kita sibuk dengan
hal-hal yang seharusnya mampu kita nikmati. Karena kita sibuk dengan hal-hal gak
penting, kita jadi lupa menikmati. Seperti hidup dimasa single. Banyak orang begitu
risau karena gak nikah-nikah. Sibuk merhatiin omongan orang-orang disekitar
kita, sehingga kita lupa bahwa ada banyak hal di masa single yang bisa kita
lakukan dan nikmati.
Contoh lain, kita pusing mikirin
kenapa gaji kita gak naik-naik. Kita gak dipromosiin sama perusahaan atau bos
tempat kita bekerja sehingga kita lupa meningkatkan kualitas kerja kita. Atau
ada juga bingung lalu mengeluh karena usahanya sepi. Pelanggan gak
dateng-dateng. Jelas aja pelanggan gak dateng-dateng karena kerjaan kita hanya
mengeluh, ngomel-ngomel. Coba kita bikin promosi yang lebih dasyat, lebih
keren, lebih bombatis. Ngasih paket-paket promo yang bikin orang lain tertarik
sama jualan kita.
Kesibukan untuk urusan gak
penting itu ibarat kita sibuk ngatur setingan kamera DLRS dan kita kehilangan
momen yang indah dihadapan kita. Padahal kita sudah punya alat yang lebih alami
yang dikasih Tuhan kepada kita. Mata, otak, perasaan yang bisa merekam semua
kejadian itu. Dan hebatnya lagi otak kita itu seperti gulungan roll film yang
bisa diputer kapanpun kita mau.
So, jangan mau diribetin sama
hal-hal printilan yang membuat kita kehilangan momen, kehilangan kesempatan
yang indah yang bisa nikmati. Jadi pergipun gak harus bawa DLSR kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar