Kamis, 04 Agustus 2016

Maunya Enak

source: gracethrufaith.com
Suatu kali saya dan beberapa teman yang dulu pernah bekerja di lembaga yang sama bertemu. Istilahnya reuni'an. Di setiap reuni pasti banyak cerita yang kami tuturkan satu dengan yang lain. Dan tidak bisa dipungkiri saling mmebandingkan-bandingkan tempat kerja yang sekarang dan yang dulu jadi salah satu bahan pembicaraan kami. Ya selalu ada yang lebih dan kurang, mulai dari gaji, sistem tunjangan perjalanan dinas yang lazim kami sebut perdiem, suasana kantor beserta teman-teman, si bos, sistem manajemen kantor sampai mudah sulitnya kami mencari tempat makan siang.


Ya…selalu ada ada perbedaan di setiap kehidupan kita. Tidak ada yang sama. Selalu ada yang kurang dan lebih, selalu ada yang negatif dan positif. Cara kita menyikapi segala kekurangan atau hal-hal negatif yang sering tidak kita sukai adalah hal yang sangat penting. Jika sikap kita selalu memunculkan atau hanya memandang hal-hal yang kurang, hal-hal yang negatif maka mata kita tidak bisa melihat hal yang lebih. Jika hati kita hanya diajak merasakan hal-hal yang negatif, maka ia tidak terbiasa merasakan hal-hal yang positif.


Bukankan hidup tidak selalu menyediakan apa yang kita inginkan? Bukankah hidup tidak selalu diisi hal-hal yang lebih, yang positif. Kurang dan lebih, negatif dan positif adalah sepasang keadaan yang saling melengkapi. Kita manusia yang sulit memahaminya. Begitu egoisnya kita jika hanya ingin yang lebih, yang enak, yang menyenangkan tanpa mau merasakan yang kurang, yang tidak enak, yang tidak menyenangkan. Kekurangan dan kenegatifan akan bisa dirasakan dan dinikmati dengan rasa syukur dan keyakinan bahwa kelebihan dan kepositifan akan menggantikannya.

Tidak ada komentar: