source: inspiritational.wordpress.com |
Betapa serinnya kita membandingkan segala hal. Baik itu
makanan, tempat, kondisi, stuasi, bahkan oang-orang yang kita temui dalam
keseharian kita. Telinga kita tidak asing lagi mendengar perkataan-perkataan
seperti ini;
“Koq makanan disini harganya lebi mahal ya ketimbang di
restoran A.
Padahal menunya sama. Eh…lebih enak berenang disini daripada
di kolam renang B.
Uh…tau gitu mending nggak perlu ikut dia. Mending tiduran di
rumah, nggak capek panas-panas keliling pasar hanya untuk membeli kain hanya
beberapa meter aja.
Ehm…ternyata bos baru lebih nggak enak. Suka memerintah
seenaknya ketimbang yang dulu. Sebel deh!”
Manusiawi sih ya membanding-membandingkan sesuatu atau
seseorang. Manusia memang tidak mudah puas dan selalu ingin lebih.
Eit…tapi sikap tidak mudah puas dan selalu ingin lebih
membuat kita sering melontarkan komplain. Jika diteruskan kita akan menjadi pribadi
yang demen menggerutu. Membuat semua yang kita hadapi tampak tidak baik serta
kurang pas. Sikap membanding-bandingkan ini mengurangi kapasitas kita untuk
bersyukur. Bagaimana bisa bersyukur, jika dikit-dikit komplain, dikit-dikit
protes.
Mari sama-sama memahami jika segala yang dihadirkan dalam hidup
kita tidak ada yang sempurna. Nothing
perfect, bahasa kerennya. Nah, disitu unik dan menariknya. Nothing perfect itulah membuat kita
beajar untuk mengambil yang baik-baik aja dan meninggalkan yang jelek-jelek. Nothing perfect itulah membuat kita
mawas diri. Belajar menerima bawa hidup ini tidak memberikan apa saja yang kita
mau. Nothing perfect membuat kita
bersyukur kita mendapatkan kesempatan menerima yang baik dan belajar dari
keburukan sesuatu.
Less comparing makes us less complaining, then it will teach us how to
grateful.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar