“Life begins at forty.”
Hampir semua orang tahu ungkapan tersebut. Terjemahan kurang lebihnya, “hidup
dimulai di usia empat puluh tahun”. Ungkapan ini lazim diucapkan pada seseorang
yang berulang tahun ke-40. Jika dicermati lagi, masak iya hidup baru dimulai di
usai ke 40 tahun. Lalu sebelumnya disebut apa dunk? Numpang hidup atau
pura-pura hidup.
Ada banyak penjelasan arti dan asal dari ungkapan tersebut.
Di tahun 1932, Walter B. Pitkins menulis sebuah buku dengan judul “Life is begins at forty”. Buku Pitkin
ini menjadi sangat popular sehingga ungkapan tersebut turut terkenal. Walaupun
sebelumnya ungkapan itu sudah ada. Tahun 1980 John Lennon membuat lagu dengan
judul yang sama, “Life Begins at Forty”. Ironisnya, ditahun yang sama John
Lennon tewas ditembak bertepatan dengan usianya ke 40 tahun. Life begins at forty sejujurnya ingin
menyatakan bahwa usia 40 tahun adalah usia yang matang bagi manusia. Di usia
tersebut manusia telah cukup mendapatkan pengalaman hidup dan diharapkan
mencapai kematangan jiwa, kemapanan taraf hidup serta tahu apa yang menjadi
tujuan hidupnya.
Banyak orang yang dikarunia kehidupan yang mapan di usia ke-40.
Mapan secara materi termasuk karir atau pekerjaan maupun mapan secara keluarga.
Sudah memiliki pasangan (baca: menikah) dan mempunyai anak-anak yang
diharapkan. Tetapi juga tidak sedikit di usia ke-40 orang masih berjuang banyak
hal dalam hidupnya. Berjuang untuk mencari keberhasilan dalam pekerjaan,
berjuangan mendapatkan pasangan hidup, berjuang dalam ketidakstabilan relasi
dengan keluarga atau dalam pernikahan, berjuangan melawan suatu penyakit. Tidak
jarang Tuhan memberikan keadaan yang tidak berpihak terhadap kita di usia ke-40
tahun. Diijinkan sakit penyakit diderita, hancurnya relasi dengan pasangan,
kegagalan pernikahan, perginya orang ang kita kasihi untuk selamanya, usaha
yang bangkrut atau pekerjaan yang penuh dengan masalah.
“Life Begins at forty”
sesuai pemahaman umum di kehidupan ini identik dengan kemapan dalam aspek-aspek
kehidupan. Kadang di usia ke-40 kita justru keadaan berbalik. Diijinkan
menghadapi sakit penyakit, pasangan yang meninggalkan kita entah karena
tertarik dengan yang lain atau meninggalkan kita untuk selamanya, keluarga yang
tidak utuh lagi, kehilangan pekerjaan karena PHK atau sebab lain, usaha yang
tidak berjalan sebagaimana kita harapkan walaupun berbagai upaya sudah kita
dilakukan. Tampaknya buruk sekali hal-hal tersebut.
Memang hidup tidak dapat kita tebak. Kadang apa yang kita
rancang atau harapkan tidak terjadi sesuai apa yang kita inginkan. Sebagai
orang berpercaya kepada Tuhan Yesus Kristus, kita perlu memiliki pemahaman
bahwa semua yang terjadi hidup kita sudah melalui pintu kedaulatanNya. Mari
memahami bahwa sering ukuran yang dipakai oleh dunia tidak berlaku bagi Allah.
Bayangkan saja, saat dunia menilai bahwa usia dengan angka 40 menganggap bahwa
segala hal menjadi mapan dan stabil. Namun tidak bagiNya, sering hal-hal yang
buruk terjadi untuk menyingkapkan
sesuatu yang buruk dalam diri kita untuk digantikan menjadi hal-hal yang
mulia bagi namaNya. Bukankah firmaNya berkata bahwa “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28)”.
Bisa saja di usia yang sudah tak lagi muda, kita masih belum dewasa, ada
dosa-dosa yang masih sering kita lakukan, sifat dan karakter yang buruk tidak
bisa kita ubah atau orang lain ubah dan Tuhan memakai pengalaman yang tidak
menyenangkan ini mengubah kita.
Memang pandangan Allah dan pandangan manusia tidaklah sama.
Allah melihat sampai ke dasar hati. Hal-hal yang tersembunyi Dia munculnya unuk
diubah sesuai dengan cara dan waktuNya. Seperti bejana di tangan penjunan,
demikinlah hidup kita. Memang segala yang buruk tidak menyenangkan. Harapan
serta impian kita seperti terbang jauh atau terhempas di bumi dan hilang begitu
saja. Namun satu hal yang perlu kita yakini bahwa Allah membuat segalanya indah
sesuai dengan rencana dan waktuNya. Kiranya pengharapan ini kita pegang dan
imani untuk melangkah disetiap musim kehidupan kita.
Usia ke-40 bukan usia yang terlambat bagi Allah untuk
membentuk anak-anakNya. Allah selalu mempunyai punya cara indah untuk
kemuliaanNya. Jika anda dan saya berada disituasi yang tidak diharapkan,
saatnya mencari tangaNya untuk kita genggam sambil berseru, “Ya Allah bentuklah
aku dan tuntunlah sesuai kehendakMu!” Sehingga kita bisa berkata, “I’m not 40. I’m 18 year with 22
experience.”
1 komentar:
Subhanallah, inspiratif
Terimakasih
Posting Komentar