Senin, 06 Juni 2016

Apa Aku Mendengarkan (?)



Di suatu kesempatan, saya dan beberapa rekan pelayan anak melayani di sebuah sekolah Kristen. Ditengah-tengah acara, saya mencoba menenangkan suara murid-murid TK yang sedang gaduh memasuki ruang kelas setelah beristirahat. Beberapa kali saya melontarkan kalimat untuk menarik perhatian mereka. “Halo…anak-anak, sudah siap melanjutkan acara?” Coba dengar apa kata Miss (sambil menyebutkan nama saya).” Tetapi murid-murid itu tidak kunjung tenang. Melihat saya kesulitan menenangkan murid-murid. Seorang guru dari sekolah tersebut membantu saya dengan mengambil microphone saya dan mencoba mencoba membuat murid-murid tenang. Hanya dengan sekali mengucapkan, “Siapa yang masih mau main?” Yang langsung dijawab dengan serentak “Mau!”. “Kalo masih main ayo, dengar apa kata Miss (menyebutkan nama saya).” Surprise bagi saya, seketika itu juga murid-murid yang tadinya ribut dengan ulahnya masing-masing langsung tenang.



Moment sesaat itu mengingatkan saya akan Firman Tuhan yang kira-kira berbunyi, “karena mereka mengenal suaranya (Yoh 10:4b)”. Pertanyaannya, apakah kita yang mengaku anak-anak Tuhan mengenal suara Tuhan? Saat dalam masalah dan pergumulan kita mencari-cari suara Tuhan untuk menjawab masalah dan pergumulan kita. Untuk menjawab doa-doa kita. Namun sebelum kita mampu mendengar suara Tuhan, apakah kita mengenal suara Tuhan dengan baik? Lalu apakah itu benar-benar suara Tuhan yang kita dengar?



Untuk mengenal suara Tuhan tentunya kita harus kenal siapa itu sosok sang pemilik suara. Pengenalan kita bisa melalui Firman Tuhan yang kita sering baca (tentunya tidak hanya dibaca lho), ibadah-ibadah (baca persekuatuan dengan orang seiman yang sering kita ikuti, dan yang paling penting adalah seberapa tekun kita melakukan komunikasi melalui doa-doa kita kepadaNya. Nah, hal-hal itulah yang membuat kita, dekat dan akhirnya kenal akan sosokNya. Hal-hal tersebut mengasah kepekaan hati kita.



Lantas, bagaimana kita tahu bahwa Tuhan sedang berbicara kepada kita? Ada banyak cara yang bisa digunakan Tuhan untuk berkata-kata kepada kita. Beberapa cara ini yang kerap saya alami seperti; melalui FirmanNya lewat pembacaan secara rutin. Bisa melalui kotbah dari hamba-hambaNya. Sering Firman yang kita baca atapun kotbah yang kita dengar sama dengan apa yang dibaca dan didengar orang lain namun hikmat atau pemahaman yang kita dapat berbeda. Kita bisa juga mendengar suaraNya melalui nasehat dari orang-orang disekitar. Suara Tuhan bisa juga didengar melalui doa-doa yang kita mohonkan kepadaNya. Lho, koq bisa? Bukannya dalam doa kita yang berbicara dengan Tuhan. Bukan sebaliknya. Memang benar, dalam doa kitalah yang berbicara kepadaNya, namun cara ini bisa dipakai Tuhan untuk berbicara. Setelah berdoa kita bisa merasakan kelegaan atau ada kegerakan dalam hati kita untuk menilik kembali apakah doa yang kita mohonkan itu sesuai dengan kehendakNya atau tidak. Cara yang lebih dekat (baca: intim) yang dipakai Tuhan adalah melalui suara hati dan pemikiran yang muncul dalam benak kita setelah kita bertemu dengan orang lain atau setelah mengalami suatu peristiwa.




Agar kita bisa mendengarkan suaraNya, tentunya ada kondisi tertentu karena suara Tuha  itu sangat khusus. Kita akan mampu mendengarNya jika kita dalam keadaan tenang. Tenang jiwa dan dan hati.  Jika kita masih marah, memendam kebencian, panik, kesedihan, atau perasaan-perasaan negatif maka kita sulit mendengar dengan jelas. Coba bayangkan kalo kita sedang berdebat. Tidak ada yang bisa didengar kata-kata dari 2 orang yang saling berbicara.  Hal yang paling penting juga adalah apa yang menjadi penghalang kita sehingga kita sulit mendengar suara Tuhan. Salah satu penghalang terbesar adalah dosa. Tentunya kita perlu mengampunan dari Tuhan dan mulai hidup dalam pertobatan.



Jika saat ini kita sedang menghadapi masalah dan pergumulan dan kita mencari-cari suaraNya yang tak terdengar lagi, mungkin kita perlu memeriksa diri kita. Apakah kita sudah mengenalNya? Apakah ada penghalang yang membuat kita sulit mendengar? Atau…bisa jadi suaraNya sudah terdengar tapi hati kita begitu keras untuk mendengar. Selamat mendengarkan suara Tuhan dan belajar memahami suaraNya.

Tuhan memberkati.





Tidak ada komentar: