Di suatu kesempatan, saya dan beberapa rekan pelayan anak
melayani di sebuah sekolah Kristen. Ditengah-tengah acara, saya mencoba
menenangkan suara murid-murid TK yang sedang gaduh memasuki ruang kelas setelah
beristirahat. Beberapa kali saya melontarkan kalimat untuk menarik perhatian
mereka. “Halo…anak-anak, sudah siap melanjutkan acara?” Coba dengar apa kata
Miss (sambil menyebutkan nama saya).” Tetapi murid-murid itu tidak kunjung
tenang. Melihat saya kesulitan menenangkan murid-murid. Seorang guru dari
sekolah tersebut membantu saya dengan mengambil microphone saya dan mencoba mencoba
membuat murid-murid tenang. Hanya dengan sekali mengucapkan, “Siapa yang masih
mau main?” Yang langsung dijawab dengan serentak “Mau!”. “Kalo masih main ayo,
dengar apa kata Miss (menyebutkan nama saya).” Surprise bagi saya, seketika itu
juga murid-murid yang tadinya ribut dengan ulahnya masing-masing langsung
tenang.
Moment sesaat itu mengingatkan saya akan
Firman Tuhan yang kira-kira berbunyi, “karena mereka mengenal suaranya (Yoh 10:4b)”. Pertanyaannya,
apakah kita yang mengaku anak-anak Tuhan mengenal suara Tuhan? Saat dalam
masalah dan pergumulan kita mencari-cari suara Tuhan untuk menjawab masalah dan
pergumulan kita. Untuk menjawab doa-doa kita. Namun sebelum kita mampu
mendengar suara Tuhan, apakah kita mengenal suara Tuhan dengan baik? Lalu
apakah itu benar-benar suara Tuhan yang kita dengar?
Untuk mengenal suara Tuhan tentunya kita
harus kenal siapa itu sosok sang
pemilik suara. Pengenalan kita bisa melalui Firman
Tuhan yang kita sering baca (tentunya tidak hanya dibaca lho), ibadah-ibadah
(baca persekuatuan dengan orang seiman yang sering kita ikuti, dan yang paling
penting adalah seberapa tekun kita melakukan komunikasi melalui doa-doa kita kepadaNya.
Nah, hal-hal itulah yang membuat kita, dekat dan akhirnya kenal akan sosokNya. Hal-hal tersebut mengasah kepekaan hati kita.
Lantas, bagaimana kita tahu bahwa Tuhan
sedang berbicara kepada kita? Ada banyak cara yang bisa digunakan Tuhan untuk
berkata-kata kepada kita. Beberapa cara ini yang kerap saya alami seperti; melalui
FirmanNya lewat pembacaan secara
rutin. Bisa
melalui kotbah dari hamba-hambaNya. Sering Firman yang kita baca atapun kotbah yang kita dengar sama
dengan apa yang dibaca dan didengar orang lain namun hikmat atau pemahaman yang
kita dapat berbeda. Kita bisa juga
mendengar suaraNya melalui nasehat dari orang-orang disekitar. Suara Tuhan bisa juga didengar melalui doa-doa yang kita mohonkan kepadaNya.
Lho, koq bisa? Bukannya dalam doa kita yang berbicara dengan Tuhan. Bukan
sebaliknya. Memang benar, dalam doa kitalah yang berbicara kepadaNya, namun
cara ini bisa dipakai Tuhan untuk berbicara. Setelah berdoa kita bisa merasakan
kelegaan atau ada kegerakan dalam hati kita untuk menilik kembali apakah doa
yang kita mohonkan itu sesuai dengan kehendakNya atau tidak. Cara yang lebih dekat (baca: intim) yang dipakai Tuhan adalah melalui suara hati dan pemikiran yang muncul dalam benak kita setelah kita bertemu
dengan orang lain atau setelah mengalami suatu peristiwa.
Agar kita bisa
mendengarkan suaraNya, tentunya ada kondisi tertentu karena suara Tuha itu sangat khusus. Kita akan mampu
mendengarNya jika kita dalam keadaan tenang. Tenang jiwa dan dan hati. Jika kita masih marah,
memendam kebencian, panik, kesedihan, atau perasaan-perasaan negatif maka kita
sulit mendengar dengan jelas. Coba bayangkan kalo kita sedang berdebat. Tidak
ada yang bisa didengar kata-kata dari 2 orang yang saling berbicara. Hal yang paling penting juga adalah apa yang
menjadi penghalang kita sehingga kita sulit mendengar suara Tuhan. Salah satu
penghalang terbesar adalah dosa.
Tentunya kita perlu mengampunan dari Tuhan dan mulai hidup
dalam pertobatan.
Jika saat ini kita sedang menghadapi
masalah dan pergumulan dan kita mencari-cari suaraNya yang tak terdengar lagi,
mungkin kita perlu memeriksa diri kita. Apakah kita sudah mengenalNya? Apakah
ada penghalang yang membuat kita sulit mendengar? Atau…bisa jadi suaraNya sudah
terdengar tapi hati kita begitu keras untuk mendengar. Selamat mendengarkan
suara Tuhan dan belajar memahami suaraNya.
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar